Kutacane, Acehinspirasi.com – Aktivis Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Ahmad Hasimi, mengatakan kuat dugaan adanya Pungutan liar (Pungli) yang dilakukan oleh oknum Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tenggara (Agara), terkait Perekrutan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sebesar Rp 20-25 juta rupiah.
Demikian disampaikan Aktivis Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Ahmad Hasimi, kepada Acehinspirasi.com Rabu (14/12/2022).
Menurutnya, memasuki proses wawancara hari ini Rabu (14/12) untuk peserta perekrutan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dari 15 besar menjadi 5 besar, namun proses untuk kelulusan PPK tersebut diduga telah di bandrol Rp 20-25 juta rupiah.
“Itu sudah di beri bandrol, untuk itu kita minta kepada tim saber pungli Polda Aceh untuk bekerja terhadap perekrutan anggota PPK di kabupaten Aceh Tenggara yang diduga kuat adanya pungli,” sebutnya.
Dijelaskannya, bahwa penentu kelulusan panitia pemilihan kecamatan (PPK) dari 15 besar menjadi 5 besar itu merupakan ranah komisioner KIP Aceh Tenggara,
“Dalam tes wawancara diduga terjadi permainan kotor dan hitam kelam, karena untuk kelulusan PPK itu bukan dilihat dari hasil ujian CAT yang nilai tertinggi, namun dari tes wawancara,” jelas Hasimi.
Lanjutnya, ada celah pihak komisioner KIP untuk melakukan lobi-lobi uang untuk bisa lulus menjadi anggota panitia pemilihan kecamatan PPK.
Oleh karenanya, dalam hal ini perlu kiranya tim saber pungli Polda Aceh untuk melakukan pendalaman terhadap perekrutan anggota PPK di Kabupaten Aceh Tenggara.
