Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menambahkan desakan pengumuman cawapres itu bertujuan agar KPP mampu menyiapkan strategi pemenangan Anies lewat kedua belah pasang, salah satunya seperti mendongkrak elektabilitas.
“Karena ingin sinergi semua kira-kira begitu. Jadi jangan dikira kita ancam bisa keluar, tidak ini ini, jangan ada isu begitu,” kata Herzaky di DPP Partai Demokrat.
Herzaky menyebut sudah banyak kader partai di daerah yang menginginkan kepastian sosok pendamping Anies agar mereka lebih maksimal dalam menjalankan strategi pemenangan Pilpres 2024.
Selain itu, Demokrat menurutnya juga berkaca pada sejumlah negara maju yang membutuhkan waktu 6-8 bulan sebelum pencoblosan untuk memberikan pengumuman lengkap sehingga mampu memikirkan strategi mengerek elektabilitas capres-cawapres.
“Apalagi kita liat survei saat ini Mas Anies bukan yang terdepan, bukan lagi yang paling atas. Kecuali Mas Anies saat ini 40 persen unggul jauh dari yang lain sehingga Cawapresnya lebih kepada melengkapi permasalahannya,” ujar Herzaky.
“Ini perbedaannya tidak berbeda jauh antara tiga Capres, sehingga peran Cawapres ini lebih sangat penting ini,” imbuhnya.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief sebelumnya menduga lambatnya deklarasi cawapres menjadi penyebab elektabilitas capres KPP Anies Baswedan mengalami tren penurunan dalam sejumlah lembaga survei akhir-akhir ini.
Dengan hipotesa itu, Demokrat menurut Andi bakal mengusulkan kepada Anies agar segera mendeklarasikan pasangan capres-cawapres pada Juni 2023.