Selama ini perbedaan utama FFWI dengan festival film lainnya, terletak pada panitia dan juri serta genre film yang dinilai. Panitia dan juri FFWI semuanya berprofesi sebagai wartawan.
Selain itu, pada FFWI semua genre dasar film, yakni drama, komedi, laga dan horor, dinilai. Penilaian baik sebagai film secara keseluruhan maupun unsur-unsurnya. Tak heran jumlah Piala yang disediakan di FFWI mencapai 40 buah.
Dalam rapat khusus ini ditemukan dan disepakati fokus penilaian yang lebih diutamakan oleh Juri FFWI. Sesuai dengan kewartawanan, film-film yang mengangkat relevasi sosial kemasyarakat, problematik dan karakter bangsa Indonesia menjadi penjadi nilai lebih bagi juri FFWI.
Demikian pula film-film menampilkan unsur-unsur kebudayaan daerah menjadi salah satu nilai lebih yang diberikan oleh FFWI. “Tentu saja semua kelebihan itu tetap harus memenuhi standar film yang baik,” ujar Wina.
Buku Pedoman
Untuk FFWI 2023, menurut Wina, panitia dan Direktorat Perfilman, Musik dan Media; Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah berdiskusi menyusun Buku Pedoman Penilaian Dewan Juri. Dalam rapat khusus ini buku pedoman itu lebih disempurnakan lagi.
Puncak acara pembagian Piala FFWI akan digelar di Jakarta pada 27 Oktober 2023. Menimbang banyaknya piala yang akan dibagikan, proses pembagian piala dibagi dalam dua sesi acara. Ada siang, dan ada malam!
Rapat ini dihadiri pula oleh Edy Suwardi, Kapokja Apresiasi dan Literasi Film (Alif) Kemendikbudristek beserta jajarannnya. []