Iswanto kembali mengatakan bahwa kegiatan aksi satu jam pungut sampah yang dilakukan hari ini berbeda dengan biasanya yang dilakukan di pantai, pasar dan Masjid, di Ponpes Oemar Diyan, tidak hanya memungut sampah, tapi juga melakukan penanaman pohon.
“Penanaman pohon atau penghijauan sangat perlu dilakukan, karena pada saat ini alam sudah tidak terjaga, dikarenakan banyak terjadi penebangan dimana-mana, yang nebang banyak, namun yang menanam kembali sangat kurang, jadi untuk ke depannya setiap aksi satu jam pungut sampah, kita akan upayakan berbarengan dengan penanaman pohon,” imbuhnya.
Pada saat apel tersebut Iswanto juga menyinggung galian C, menurutnya penebangan dan galian C yang dilakukan hari ini disebabkan adanya pembangunan di Ibukota Provinsi Aceh, dan pembangunan tersebut menurutnya akan berdampak pada kondisi alam di daerah penebangan dan galian C tersebut.
“Hari ini banyak pembangunan yang dilakukan di Ibukota, namun materialnya di ambil di Aceh Besar, memang mereka sudah meminta dan mendapatkan izin untuk mengeksploitasi hasil alam dan galian C yang sebagian besar produk galian yang diambil tersebut dibawa ke ibukota propinsi.
Ironinya, tidak ada pembaharuan kembali, daerah kita yang dulunya sejuk dan asri, namun pada hari ini kita merasakan hawa panas, seharusnya mereka memperbaharuinya kembali seperti melakukan kembali penanamannya setelah dilakukan penebangan,” harapnya.
Sementara itu pimpinan Pondok Pesantren Modern Tgk. Chiek Oemar Diyan Ustad Fakhruddin dalam sambutan apel tersebut mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Aceh Besar yang telah memilih pesantren Tgk Chik Oemar Diyan sebagai objek aksi satu jam pungut sampah dan penanaman pohon.