Tapi yang terpenting yang ingin kami sampaikan adalah, bahwa ini sudah ada hilal, sudah ada tanda-tanda untuk stop impor. Kami yakin karena kami sudah keliling di 15 provinsi dan semua serentak tanam jagung.
Dahulu, sambung Amran, Indonesia bukan semata swasembada tetapi juga mampu mengekspor jagung pada 2018-2019. Namun saat ini kita harus impor karena memang ada tekanan yang diakibatkan oleh El-Nino.
“Tetapi Alhamdulillah, setelah kami keliling hamper di seluruh wilayah Indonesia, di 15 provinsi, kami mengecek itu tanaman sudah ada yang dipanen dan ada yang masih dalam proses perawatan dan penanaman. Tadi juga barusan kita melakukan tanam sambal panen bersama Pak Gubernur dan Pak Pangdam. Sekali lagi terima kasih kami sampaikan kepada Pak Gubernur dan Pak Pangdam, luar biasa gerakan yang telah dilakukan ini,” kata Mentan.
Sementara itu, menjawab pertanyaan awak media terkait Kredit Usaha Rakyat bidang pertanian, Amran menjelaskan, KUR masih harus menunggu proses dan skema penyaluran yang tepat. Namun saat ini Kementerian memiliki program lagsung, yaitu pemberian bibit gratis.
“Kalau KUR itu masih harus kita pikirkan. Tetapi, sekarang saya bantu langsung bibitnya, gratis. KUR biarlah berproses karena hujan ini kan tidak bisa kita atur dan kendalikan. Sehingga kami memutuskan untuk merefokusing anggaran di Kementan itu sebesar Rp7,7 triliun.
“Jadi, anggaran untuk seminar, rapat dan kegiatan yang tidak tepat guna, kami refocusing dan mencapai Rp7,7 triliun yang akan kita manfaatkan untuk pengadaan bibit yang akan kita bagikan gratis, belikan peralatan pertanian, membangun irigasi tersier