Scroll untuk baca artikel
Aceh

YARA : Gubernur Jangan Terlalu Banyak Bicara,Tetapi Kerja Nyata Yang Dibutuhkan Mayarakat Aceh

104
×

YARA : Gubernur Jangan Terlalu Banyak Bicara,Tetapi Kerja Nyata Yang Dibutuhkan Mayarakat Aceh

Sebarkan artikel ini

Banda Aceh – Acehinspirasi – Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin, menilai langkah Pemerintah Aceh menyasar perokok untuk menurunkan angka kemiskinan tidak tepat dan seakan mencari kambing hitam atas tingginya angka kemiskinan di Aceh yang mendapat apresiasi dari beberapa komunitas yang mengirimkan papan bunga beberapa hari
lalu di depan kantor Gubernur Aceh.

Demikian dikatakan Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) kepada Acehinspirasi dalam siaran Pers yang dikirim Press Realess melalui via WhatsApp, Sabtu (20/02/2021).

Dikatakan Safar, yang perlu di lakukan pemerintah Aceh adalah bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat dari biasanya, seperti yang di sampaikan Kepala Bappeda bahwa pendapatan masyarakat Aceh sekitaran 50.000-70.000 / hari, tugas pemerintah Aceh memikirkan agar pendapatannya bisa sampai 100.000-200.000/hari sehingga angka kemiskinan akan menurun, untuk meningkatkan penghasilan masyarakat butuh lapangan kerja bagi yang masih menganggur, peningkatan penjualan bagi pedagang, jaminan regulasi usaha bagi pengusaha dan memudahkan akses permodalan bagi UMKM.

“Selanjutnya dikatakannya, Pemerintah Aceh jangan panik dengan prestasi termiskin di Sumatera, tapi ini di jadikan introspeksi diri bahwa kinerja selama ini masih belum mencapai pada peningkatan angka kesejahteraan bagi masyarakat Aceh, dan konsep lama harus di cari konsep baru, bukan malah menyalahkan perokok, ini menjadi lelucon dalam masyarakat, walaupun penjelasannya logis tapi saya menurut saya publik tidak akan percaya apalagi beberap kebijakan Gubernur dalam beberap tahun ini banyak yang tidak pro-rakyat seperti penurunan jumlah pembangunan rumah layah huni, pembuatan stiker di mobil dan rumah, bantuan bagi ormas, ini semuanya walaupun logis bagi pemerintah Aceh tapi tidak dalam pikiran masyarakat” kata Safar.

Girl in a jacket