Acehinspirasi.com – Banda Aceh – Wakil Ketua Divisi Politik dan Kebijakan Publik DPP Solidaritas Generasi Aceh Perubahan (SIGAP) Banta Diman, M.Si mendukung pernyataan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengajak Perguruan Tinggi di Aceh untuk melakukan Survey pembanding. Banta mengatakan, jika pun nanti Perguruan Tinggi melakukan survei sebagai referensi data pembanding tambahan yang bermanfaat untuk pembangunan daerah secara efektif, namun, bukan berarti survei tambahan kampus tersebut bisa diplesetkan sebagai survey tandingan atau mengenyampingkan data survey BPS sebagai pijakan utama resmi instrumen pemerintah, sebab menurutnya, BPS tentu memiliki metode analisis data akuntabel khususnya terkait hasil survey data kemiskinan Aceh.
” Langkah Plt Gubernur untuk mengajak kampus melakukan survey terkait kemiskinan Aceh, jangan diplesetkan negatif, tapi mesti dilihat dalam kaca mata akademis yang segala sesuatu konsep metode itu tidaklah absolute, terbuka untuk diperdebatkan, dikoreksi, dipertajam, diganti, dan bahkan diperkuat kembali. Apalagi tentang data kemiskinan sifatnya sangat dinamis yang berkaitan dengan gaya hidup, daya beli, culture masyarakat, momentum tertentu saat survey dilakukan, dan bahkan sering dibanyak kasus penelitian apapun bentuknya, kualitas atau integritas peneliti atau surveyor itu menjadi kunci berkualitas atau tidaknya sebuah data.” Ujar Banta Diman, Senin, 27/01/2020.
Terkait dengan metode survey BPS, Banta Diman menjelaskan, katanya, seperti yang diketahui bahwa untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Maksudnya dengan pendekatan ini, kategori kemiskinan diartikan yakni ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Memang, indikator kemiskinan tidak berasal dari jumlah pemasukan, tapi diukur dari pengeluaran saja.