Kita merindukan sosok Ibrahim Hasan yang cerdas berkualitas dan dapat menyampaikan gagasannya secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami rakyat.
Tidak itu saja, Almarhum Pak Ibrahim Hasan juga memiliki jaringan yang luas dengan elit nasional. Sehingga kemajuan pembangunan begitu terasa saat beliau memimpin Aceh.
Kreteria kelima yang diperlukan untuk menjadi Gubernur Aceh adalah sifat tawadhu, tidak sombong dan rendah hati. Tidak arogan dan tidak mentang-mentang. Budi bahasanya lembut dan perangainya menyejukkan.
Kita perlukan Gubernur yang mendengarkan aspirasi rakyat. Kita butuh gubernur yang peduli dan memberi solusi cepat terhadap kesulitan rakyat. Kita merindukan gubernur yang gaul dan komunikasinya bagus dengan semua kalangan.
Selain lima kriteria ideal Calon Gubenur Aceh berdasarkan ajaran Islam, saya juga ingin menambahkan 4 (empat) kriteria pemimpin berdasarkan adat budaya Aceh, yaitu yang tuha, tuho, teupeu, dan teupat.
Tuha dimaksudkan adalah dewasa usia dan cara berpikirnya. Hal ini penting karena kematangan usia atau kedewasaan diperlukan untuk mampu melahirkan kebijakan publik yang arif bijaksana dan bermanfaat bagi khalayak ramai, bukan kebijakan yang hanya menguntungkan kroninya saja.
Selain tuha, dalam budaya Aceh diperlukan pula pemimpin yang tuho. Maksudnya yang tahu apa dan dimana akar permasalahan yang terjadi dalam masyarakatnya.
Sehingga, jika Aceh dipimpim oleh orang luar maka dia hana di tuho saho, dia tidak tahu esensi problema yang sedang terjadi dalam masyarakat Aceh. Akibatnya terapi dan solusi yang kebijakan yang ditempuh menjadi tidak nyambung dan bahkan kontra produktif dalam menyelesaikan permasalahan.