Scroll untuk baca artikel
Girl in a jacket

Girl in a jacket
Aceh

58 Koleksi Wastra Dipamerkan di Museum Aceh, Kadisbupar: Bentuk Pelestarian Kebudayaan

37
×

58 Koleksi Wastra Dipamerkan di Museum Aceh, Kadisbupar: Bentuk Pelestarian Kebudayaan

Sebarkan artikel ini

Almuniza menjelaskan, untuk menggaet generasi milenial, Disbudpar meminta semua pihak untuk dapat menyebarluaskan tentang pameran wastra yang sedang berlangsung di Museum Aceh.

“Semua informasi-informasi yang ditampilkan di sini dibuat flyer dan kita akan menggunakan teman-teman influencer untuk menyampaikan tentang pameran ini minimal tersadarkan dululah anak-anak muda Aceh bahwa potensi yang dimiliki Aceh sangat-sangat hebat dan mereka harus tahu,” jelas Almuniza.

Dosen Prodi PKK (Tata Busana), FKIP Universitas Syiah Kuala, Novita yang menjadi narasumber pada kegiatan kajian ragam koleksi Musem Aceh, menyebutkan, wastra merupakan nama lain dari kain tradisional khas Indonesia. Sebutan wastra berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kain.

Novita menjelaskan jenis wastra Indonesia di antaranya adalah kain tenun songket Aceh yang merupakan warisan leluhur masyarakat Aceh.

“Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam raja mewajibkan bagi wanita Aceh untuk mengajar dan belajar membuat tenun. Terutama keahlian dalam menenun kain sutera, menjahit, menyulam dan melukis bunga-bunga pada kain, pakaian dan barang lainnya,” ungkap Novita.

Menurut Novita, dalam adat Aceh dahulu, gadis-gadis yang tidak mahir menenun sangat dicela dalam masyarakat dan dianggap sebagai perempuan yang tidak cakap dalam kehidupan. Motif wastra Aceh kebanyakan terinspirasi dari tumbuh-tumbuhan, benda, alam, hewan, serta makanan.

“Hal ini tercermin dalam hadih maja (peribahasa Aceh): “tayue peu-ek ie beukah tayeuen, tayue pok teupeun keundo asoe” (disuruh mengangkat air pecah tempayan, disuruh menenun kendur kainnya),” sebut Novita. []

Girl in a jacket