” Makam Ulama – ulama yang ditemukan ini satu leting dengan Syiah Kuala. Sama persis dengan ukiran batu makam Syiah Kuala.
Nisan diperkirakan pada abad ke-17 M. Kita sudah berunding dengan masyarakat dan pihak pembangunan jalan tol agar dapat merapikan batu-batu nisan ini dapat dirapikan dan dibuat situs cagar budaya” jelas Ipda Safrizal yang juga pewaris Kerajaan Jeumpa – Aceh.
Sementara YM.Raja Saifullah Alaiddin Ri’ayat Syah mengharapkan agar Pemerintah menyelamatkan situs cagar budaya ini.
” Kita berharap kepada Pemerintah, situs cagar budaya ini harus diselamatkan dan pembangunan jalan tol harus dilanjutkan. Situs merupakan aset sejarah bangsa ini.” Tegas Raja Saifullah.
Sementara Raja Nasrullah dari Kerajaan Kuala Batu menambahkan, ” Umumnya proyek di Banda Aceh ini memang bersinggungan dengan situs-situs makam bersejarah di masa jayanya Islam di Aceh. Begitu juga dengan makam-makam ulama di sini ini harus dipugar kembali”, ujarnya.
Lebih lanjut Raja Nasrullah menegaskan bahwa Pembangunan jalan tol harus memperhatikan makam- makam bersejarah di Aceh.
“Ini harus ditinjau kembali lokasi pembangunan jalan tol yang dapat merusak situs cagar budaya. Jangan diabaikan masalah makam ulama ini. Kalau tidak, murka Allah kepada kita semua!”, tegas Raja Nasruddin.
YM . Raja Saifullah Alaiddin Ri’ayat Syah mengharapkan agar pihak pembangunan jalan Tol Harus tetap menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan Unsur Muspika setempat termasuk Kapolsek Baitussalam, Para Ulama dan Para Tokoh Adat di wilayah ini.