Penulis : Prof. Dr. dr.Mohd.Andalas,SpOG.
Ibu muda sekarang, cenderung melahirkan dengan operasi sesar padahal dipahami melahirkan dengan operasi adalah pilihan akhir, jika persalinan normal tidak berhasil.Operasi Sesar lebih berisiko dibandingkan persalinan normal maka sebaiknya operasi itu atas indikasi medis ibu dan bayi. Bila tanpa indikasi berarti sebuah pilihan yang berisiko lebih dibandingkan persalinan normal.
Risiko kedua bagi seorang ibu dengan riwayat operasi sesar adalah bila Jarak kehamilan yang terlalu dekat yakni kurang dari 24 bulan membuat faktor risiko bertambah lagi pada seorang ibu .
Seorang ibu dengan riwayat operasi sesar jenis sayatan memanjang di rahim(klasik) risiko robekan pada persalinan berikutnya 12 persen dibandingkan sayatan pada segmen bawah rahim 2 persen.Jenis sayatan pada segmen bawah rahim ini umumnya dipakai pada operasi sesar. Karena itu mengatur jarak kehamilan dengan kontrasepsi sebuah pilihan untuk menjaga tumbuh kembang bayi optimal.
Kontrasepsi dapat membantu upaya mengatur jarak kehamilan.
Persalinan kedua pada seorang ibu dengan riwayat operasi sesar kurang 24 bulan berisiko rahim robek terutama di tempat luka operasi pertama, antara 2 -12 persen. Karena itu tidak dianjurkan mencoba persalinan normal di tempat yang minim fasilitas dan tenaga ahl, karena bila komplikasi terjadi maka akan menjadi kendala serius untuk ibu dan janin, misal bila harus dilakukan operasi darurat maka dalam kurun waktu 30 menit operasi sudah dapat dilakukan.