Tokoh Nyimas Gandasari dikemudian hari menjadi terkenal karena merupakan panglima perang Wanita dari Kesultanan Cirebon.
Bukan hanya itu saja, Nyimas Gandasari juga menjadi cikal bakal berdirinya Desa Panguragan, Cirebon. Desa Panguragan berada di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon – Jawa Barat.
Secara geografis, Kecamatan Panguragan berbatasan dengan Kecamatan Suranenggala di sebelah Timur, dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arjawinangun dan Klangenan.
Nyimas Gandasari sudah menjadi piatu sejak bayi, bahkan ibunya meninggal saat dia belum diberi nama.
Kisah Nyimas Gandasari berawal dari perjalanan Pangeran Walang Sungsang dan Nyimas Rara Santang untuk pergi menunaikan ibadah haji.
Singkat cerita, Pangeran Walang Sungsang dan Nyimas Rara Santang berhasil sampai ke Mekkah dan menunaikan ibadah haji.
Namun Pangeran Walang Sungsang harus berpisah dengan adiknya Nyimas Rara Santang, karena Nyimas Rara Santang menikah dengan penguasa Mesir, Syarif Abdullah Umdatuddin. Namun di dalal riwayat lain,dikisahkan bahwa Syarif Abdullah Umdatuddin adalah Raja Champa. Kerajaan Champa ini sangat identik dengan nama Kerajaan Jeumpa yang berdekatan dengan Kesultanan Samudera Pasai.
Dikisahkan dalam Babad Cirebon, Pangeran Walang Sungsang akhirnya pulang tanpa sang adik Nyimas Rara Santang. Di tengah perjalanan sebelum sampai ke Cirebon, Pangeran Walang Sungsang singgah di Kesultanan Samudera Pasai.
Saat Pangeran Walang Sungsang berada di Pasai, Kesultanan Pasai tengah dilanda wabah penyakit yang mematikan.