Itulah esensi dari Halal bi Halal yang kita laksanakan pada hari ini. Bahwa menyambung hubungan yang putus, mewujudkan keharmonisan dari sebuah konflik, dan berbuat baik secara berkelanjutan adalah tindakan terpuji yang harus kita jalani.
Sehingga dapat memperkecil perbedaan, dan memperbesar kebersamaan yang kemudian akan melahirkan kekompakan juga keterikatan sebagai pondasi yang kuat dari keharmonisan,” kata Gubernur.
Bustami mengungkapkan, Halal bi Halal setidaknya memberikan 4 arti penting bagi yang melakukannya. Yaitu, mempererat silaturrahmi, membangun kebersamaan, meningkatkan solidaritas, dan menjaga keharmonisan.
Berkaitan dengan kebersamaan, maka dalam sudut pandang Islam, kebersamaan merupakan hajat insaniyah, yaitu sebagai kebutuhan dasar kemanusiaan, bahkan dalam narasi para ulama disimpulkan, bahwa tidak ada kemanusiaan tanpa kebersamaan.
Selain itu, sambung Pj Gubernur, kebersamaan merupakan dharurah harakiah, yakni kebutuhan yang sangat mendesak untuk menjaga kelestarian kedamaian pemeluk agama.
Hingga Allah menegaskan dalam Alquran, bahwa tidak akan ada yang mampu membinasakan umat Islam, apabila ia menjaga kebersamaan.
Dalam sambutannya, Gubernur juga sempat mengutip Hadits Rasulullah, yang artinya “Seorang mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.
Semangat Hadits inilah yang menjadi alas pijak bagi Bustami untuk merangkul semua pihak, semua elemen dalam membangun Bumi Serambi Mekah.
Pasca dilantik sebagai Pj Gubernur, Bustami langsung menjalan komunikasi yang baik dengan semua instansi dan lembaga. Dan, percepatan pengesahan APBA menjadi kerja cepat pertama yang langsung ia eksekusi.