Suka Makmue,Acehinspirasi.com,l Proyek pekerjaan pemeliharaan Berkala Jalan Kuala Tuha Lamie yang dikerjakan sejak 11 Maret hingga berakhir November 2022 diduga tidak sertakan konsultan perencana.
Jalan tersebut merupakan jalan alternatif Kuala Tuha Lamie, dimana bila musim hujan dibeberapa titik kerap digenangi air sungai Lamie.
Pantauan Aceh Inspirasi dilapangan, Sabtu (18/6/2022) bahwa peninggian volume badan jalan justru bukan di tempat yang biasa menjadi langganan banjir seperti di Desa Ujung Krueng, Desa Neumbuk YEE PP, Desa Pasie Keubedom dan Desa Drin tujuh.
Diduga konsultan perencana pembangunan jalan Tripa tidak turun kelapangan, artinya konsultan ini hanya mengukur dan melihat situasi proyek jalan diatas meja.
Jika diamati, proyek ini tidak memiliki konsultan perencana, terbukti karena dipapan proyek tidak mencantumkan nama konsultan perencana dan volume pekerjaan.
Padahal tugas konsultan perencana mempersiapkan keputusan yang di anggap penting, dan dilaksanakan sesuai dengan urutan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Diketahui, konsultan perencana berkewajiban diantaranya, mengadakan penyesuaian keadaan dilapangan, dan apabila ada ketidaksesuaian konsultan perencana harus segera mengubahnya, namun fakta dilapangan tidak sesuai dengan yang diinginkan keadaan atau kondisi yang dibutuhkan.
Parahnya lagi konsultan pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan malah tidak disiplin seenak hatinya datang kelapangan.
Untuk itu dalam hal ini, PUPR Provinsi Aceh harus bertanggungjawab sepenuhnya atas pekerjaan badan jalan Simpang Langkak Lamie sebagai pengguna anggaran karena jalan tersebut merupakan milik provinsi.