Acehinspirasi.com – Banda Aceh – Dalam memperingati 15 tahun Gempa dan Tsunami Aceh, STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Muhammadiyah Aceh menggelar Kuliah Umum terkait kebencanaan di Kampus Punge Blang Cut, Banda Aceh.
Kuliah yang dihadiri seratusan civitas akademika dan juga anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Punge, mengundang pemateri Dr H Taqwaddin Husin, S.H., S.E., M.S., Ketua Dewan Pakar Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Aceh, yang juga Koordinator MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Aceh.
Dalam orasinya, Dr Taqwaddin menguraikan pentingnya melakukan upaya preventif, mitigatif, edukatif dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana. Secara siklus, penanggulangan bencana terdiri dari masa prabencana, tahap tanggap darurat, dan kegiatan pasca bencana.
Jika masa terjadinya bencana dilakukan berbagai upaya tanggap darurat, berupa evakuasi dan memberi pertolongan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik minimal masa panik. Lalu, masa pasca bencana dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan recovery (pemulihan), rehabilitasi dan rekonstruksi. Namun, sebetulnya, adalah yang juga penting kita lakukan selain tanggap darurat dan recovey, yaitu kesiapsiagaan kita menghadapi potensi terjadinya bencana, ujar Dr Taqwaddin.
Menurut Ketua Dewan Pakar FPRB Aceh ini, ada 6 (enam) unsur yang harus menjadi perhatian kita, masyarakat dan pemerintah terkait dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Yaitu, Pertama, berupa pengetahuan kebencanaan. Hal ini penting diintrodusir bagi semua peserta didik dan warga masyarakat agar mereka memahami tanda-tanda alam akan terjadinya bencana.