Jadi dalam kasus PT. CBB perumahan Villa Andema Buket rata yang diduga merugikan perusahaan, para pemegang saham dan bahkan para konsumen yang AJB nya menjadi tidak jelas dengan nilai kerugian diperkirakan puluhan milyar terlihat dengan jelas adanya kausalitas hukum antara pelaku utama yang sudah meninggal dengan pelaku kedua sebagai ahli warisnya.
Penyidik dalam hal ini sesuai dengan kewenangannya tentu dapat segera melakukan langkah langkah awal berupa .segera melakukan penyuratan kepada PPATK untuk melakukan pemeriksaan tentang aliran dana dan pemblokiran sementara rekening rekening bank terlapor yang dicurigai sebagai hasil dari TPPU.
Penyidik juga dapat berkerjasama dengan kuasa hukum pelapor sesama APH Untuk mendapatkan berbagai alat bukti guna melengkapi data data penting dalam proses penyidikan. Konon kasus PT. CBB kabarnya pelapor selama dua tahun telah melakukan investigasi sendiri dengan kuasa hukumnya karena berbagai upaya pendekatan dengan ahli waris yang menjadi terlapor tidak berjalan dengan baik.
Lagipula dalam UU TPPU dalam pembuktiannya justru menganut sistem pembuktian terbalik. Dimana telapor wajib untuk membuktikan bahwa harta yang ia peroleh bukan dari hasil TPPU. Kondisi ini tentunya akan lebih memudahkan bagi penyidik untuk memperoleh informasi secara detail tentang harta kekayaan dari terlapor. Dengan tetap mengedepankan azas Presumtion of innocent (Praduga tak bersalah). Lagipula kasus ini juga sebenarnya bukan delic aduan sehingga harus terikat pada kondisi ada atau tidaknya laporan. Kiranya celah hukum yang sudah ada bisa menjadi pintu masuk bagi penyidik dalam mengungkap tindak pidana Penggelapan dan TPPU.
